Sebagaimana
seorang wanita yang ketika akan menikah berharap mendapatkan suami yang sholih,
seorang laki-laki juga tentunya mengharapkan bahwa isterinya kelak adalah
seorang wanita yang sholihah. Karena wanita yang sholihah itu adalah
sebaik-baik perhiasan di dunia.
Sesuai
dengan sabda Rasulullah SAW :
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ
“Dunia ini
adalah perhiasan. Dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR. Muslim no. 2668)
Sifat-sifat
Isteri Sholihah
1. Taat Pada Suami
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ
لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
"Andai
aku dibolehkan menyuruh seseorang sujud pada orang lain niscaya akan aku
perintahkan wanita sujud kepada suaminya" (HR. Turmudzi, no. 1079)
أَيُّمَا
امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
"Perempuan
manapun yang meninggal dalam keadaan suaminya ridho kepadanya niscaya ia akan
masuk sorga" (HR. Turmudzi, no. 1071)
2. Berhias untuk Suami
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ (
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ ) قَالَ كَبُرَ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ
فَقَالَ عُمَرُ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَا أُفَرِّجُ عَنْكُمْ فَانْطَلَقَ
فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّهُ كَبُرَ عَلَى أَصْحَابِكَ هَذِهِ الْآيَةُ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَمْ
يَفْرِضِ الزَّكَاةَ إِلَّا لِيُطَيِّبَ مَا بَقِيَ مِنْ أَمْوَالِكُمْ وَإِنَّمَا
فَرَضَ الْمَوَارِيثَ لِتَكُونَ لِمَنْ بَعْدَكُمْ فَكَبَّرَ عُمَرُ ثُمَّ قَالَ
لَهُ أَلَا أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ
عَنْهَا حَفِظَتْهُ
"...............Maukah
engkau aku beri tahu sesuatu yang (paling berguna) ditimbun oleh seseorang, wanita
shalihah apabila ia (suami) memandangnya ia (isteri) menjadikannya senang,
apabila memerintahkannya ia pun mentaatinya, dan apabila ia tidak ada maka ia
(isteri) menjaganya" (HR. Abu Daud, no. 1417)
3. Mengurus Rumah, Menjaga Dirinya dan Harta Suaminya
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ وَالْمَرْأَةُ
رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى
مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ
"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Imam adalah pemimpin, dia dimintai pertanggungjawaban. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya, ia dimintai pertanggungjawaban. Isteri adalah pemimpin di rumah suaminya, ia dimintai pertanggungjawaban. Hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya, ia dimintai pertanggungjawaban. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggungjawaban" (HR. Bukhari, no. 4789)
4. Membantu Suami Menggapai Akhirat
لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا
وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ
الْآخِرَةِ
"Hendaklah
seseorang diantara kalian mengambil hati yang bersyukur, lisan yang penuh
dzikir, dan isteri yang beriman yang menolong orang itu menggapai akhirat" (HR.
Ibnu Majah, no. 1846)
5. Kuat Agamanya
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ
الْمُحَارِبيُّ وَجَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ عَنِ الْإِفْرِيقِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ
فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلَا تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ
فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى
الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
"Janganlah engkau
menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya
yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta
kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa
daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan
agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam,
tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua."
6. Setia Pada Suami
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو
الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ
لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنَ
فِي بَيْتِهِ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ نَفَقَةٍ عَنْ غَيْرِ
أَمْرِهِ فَإِنَّهُ يُؤَدَّى إِلَيْهِ شَطْرُهُ وَرَوَاهُ أَبُو الزِّنَادِ
أَيْضًا عَنْ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي الصَّوْمِ
Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah sholallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada halal bagi seorang istri untuk berpuasa
(sunnah) sedangkan suaminya menyaksikan (ada dirumah) melainkan dengan izin
suaminya itu dan tidak halal mengizinkan seseorang lelaki lain pun untuk masuk
rumahnya, kecuali dengan izin suaminya. Dan sesuatu yang dia
infakkan tanpa seizinnya, maka setengahnya harus dikembalikan pada suaminya” (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
7. Tidak Melukai Suami Dengan Perkataan
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ
عَيَّاشٍ عَنْ بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ كَثِيرِ بْنِ
مُرَّةَ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا
قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ لَا تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللَّهُ
فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
"Tidak ada seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia
melainkan bidadari yang menjadi pasangannya berkata: “Jangan engkau sakiti dia
-semoga Allah melaknatmu- sesungguhnya ia hanyalah bertamu (di rumahmu), hampir
saja ia berpisah meninggalkanmu menuju kami." (Shahih al-Jami’: 7192).
8. Tidak Banyak Keluar Rumah
Mengurus anak, dapur, rumah, dan lain-lain lebih utama daripada
‘berkeliaran’ di tempat umum untuk mejeng, shopping, cari angin, dan kegiatan tidak bermanfaat lainnya.
الأصل في المرأة ام و ربة البيت
"Tugas utama seorang isteri adalah sebagai ummun wa rabbatul bait"
Wallahu A'lam.